Inilah 10 Virus Komputer Paling Berbahaya
di Dunia dan Indonesia dalam setahun terakhir. Dimana pertumbuhan varian-varian
threat atau ancaman dari virus komputer dan sejenisnya makin canggih dan
meluas. Tidak hanya ditujukan untuk satu platform saja, tetapi ke sistem
operasi lain selain Windows. Hal ini menjadi penyebab bertambahnya kesibukan
terkait dengan dunia maya.
Level pertumbuhan ancaman dalam berbagai
bentuk mencapai tingkat yang tinggi dan nyaris membahayakan kehidupan manusia
bahkan diprediksi akan memicu cyber war. Virus Stuxnet, misalnya, masuk ke
sistem SCADA yang biasa dipakai di berbagai fasilitas infrastruktur seperti
sistem otomasi pembangkit listrik, mesin industri, dan sebagainya. Bahkan,
Stuxnet menyusup pula ke kantor fasilitas nuklir Iran dan berpotensi satu
kekeliruan kecil saja mungkin dapat memicu bahaya nuklir.
Berikut ini adalah 10 malware teratas yang
bergentayangan di jagat maya Indonesia dan dunia yang berhasil terdeteksi oleh
ESET Threat Sense Lab. Mungkin salah satu di antaranya menginfeksi komputer
kita.
1. Win32/Conficker.AA Persentase Deteksi
Tahun 2010: 6,85%
Win32/Conficker.AA adalah worm yang
menyebar lewat folder bersama dan perangkat media bergerak. Worm ini masuk ke
komputer dengan memanfaatkan kerentanan pada Server Service. Setelah
Conficker.AA berhasil, komputer pengirim akan melakukan kontrol secara remote
terhadap komputer korban yang telah terinfeksi lalu men-download.
2. Win32/Conficker.AE Persentase Deteksi
Tahun 2010: 6,76%
Win32/Conficker.AE adalah worm yang juga
merupakan salah satu varian dari Conficker.AA, dengan modus operandi
penyebarannya menyerupai cara penyebaran Conficker.AA
3. Win32/Agent Persentase Deteksi Tahun
2010: 3,48%
Menurut deskripsi ESET NOD32 hasil deteksi
malware ini sebagai malware generic, yang dikenal dikalangan keluarga besar
malware dengan kemampuannya mencuri data milik user dari PC yang terinfeksi.
Untuk melakukan hal tersebut malware biasaya akan menperbanyak dirinya kemudian
menempatkan diri di dalam folder temporary dan menambahkan keys pada registry
yang serupa dengan file malware tersebut atau mirip dengan file-file hasil
meng-copy diri secara random itu tadi lalu menempatkan diri di folder-folder
sistem operasi yang lain sehingga malware bisa “bekerja” di setiap kali sistem
tersebut melakukan start up.
Malware tersebut mampu bermutasi menjadi
serangkaian threat lain, penyebarannya melalui serangkaian perantara sehingga
hampir tidak mungkin menghapusnya hanya dengan menggunakan satu cara saja.
Untuk mencegahnya, gunakan perangkat keamanan yang baik dengan kelengkapan
anti-malware, jangan lupa untuk selalu mem-patch, disable Autorun, dan yang
tidak kalah penting adalah, pikir baik-baik sebelum anda meng-klik sesuatu.
4. Win32/Conficker.Gen Persentase Deteksi
Tahun 2010: 3,26%
Win32/Conficker.Gen adalah salah satu
varian dari Conficker yang memiliki kesamaan modus operandi dalam menginfeksi
komputer korban. Demikian pula kerentanan yang dimanfaatkan juga sama yaitu
kerentanan pada Server Service.
5. Win32/Conficker.X Persentase Deteksi
Tahun 2010: 2,97%
Threat yang satu ini adalah worm yang
menyerang komputer jaringan dan menyebar dengan memanfaatkan kerentanan pada
sistem operasi Windows keluaran Microsoft. Kerentanan tersebut secara spesifik
pada RPC subsystem dan dapat dimasuki secara remote oleh penyerang. Penyerang
tersebut dapat melancarkan serangannya dengan tanpa menggunakan identitas yang
valid. Threat ini mampu melakukan kontak dengan web server untuk men-download
program-program jahat yang lainnya dengan menggunakan nama domain yang belum
resmi.
6. Win32/VB Persentase Deteksi Tahun 2010:
2,74%
Worm Win32.VB dibuat dengan bahasa
pemprograman Visual Basic dan mampu menyebar dengan cepat, tetapi masalah yang
ditimbulkan tidak besar. Threat ini biasanya bekerja untuk menyebarkan spam.
Karena risiko yang ditimbulkan tidak besar itulah, sebagian besar kasus
Win32/VB bisa ditangani sendiri oleh user dengan menggunakan perangkat keamanan
antivirus atau menghentikan pergerakannya di corporate gateways. Malware buatan
dalam negeri banyak termasuk dalam jenis ini.
7. INF/Conficker Persentase Deteksi Tahun
2010: 2,14%
INF/Conficker adalah file autorun.inf yang
menyebarkan worm Conficker. Hasil deteksi juga digunakan untuk mengurai
serangkaian malware yang menggunakan file autorun.inf sebagai cara untuk masuk
dan menginfeksi personal computer. File tersebut berisikan informasi program
yang dikembangkan untuk mampu melakukan run secara saat perangkat bergerak
(misal USB flash disk) dan perangkat lain yang sejenis diakses oleh user yang
menggunakan PC berbasis Windows.
8. Win32/Alman.NAB Persentase Deteksi
Tahun 2010: 2,08%
Virus yang menginfeksi file-file .EXE, dan
menyebar melalui media yang dipakai secara bersama dalam sebuah jaringan
komputer. Saat virus aktif, virus akan men-download program-program jahat
lainnya. Virus ini juga bersifat rootkit. Virus akan menyembunyikan baik proses
maupun file-file yang berhubungan dengan virus tersebut. Win32/Alman.NAB juga
memiliki nama lain yaitu : Downloader.Agent.LZM, Trojan.DL.Agent.UJE,
Virus:W32/Alman.B, W32/Almanahe, W32/QQPass.ADW.worm, W32/Rectix.A
9. Win32/Stuxnet.A Persentase Deteksi
Tahun 2010: 2,02%
Win32/Stuxnet.A adalah worm yang menyebar
luas lewat perangkat media bergerak. Modus operandi penyebaran worm ini juga
dengan memanfaatkan kerentanan pada sistem operasi dari komputer yang dijadikan
target serangan. Kerentanan yang dimanfaatkan adalah pada CVE-2010-2568.
Stuxnet adalah salah satu jenis malware dengan target tertentu (targeted
malware) yang cukup populer di tahun 2010 karena mentargetkan pada sistem
otomatisasi SCADA yang banyak digunakan di industri.
10. INF/Autorun.gen Persentase Deteksi
Tahun 2010: 1,91%
Deteksi terhadap INF/Autorun.Gen digunakan
untuk menguraikan serangkaian malware yang menggunakan file autorun sebagai
cara untuk mengonfirmasi komputer-PC target yang berhasil diserang. File
tersebut berisikan informasi program yang dikembangkan untuk mampu melakukan
run secara saat perangkat bergerak (misal USB flash disk dan perangkat lain
yang sejenis diakses oleh user yang menggunakan PC berbasis Windows).
Sumber : Dari Berbagai Referensi.